Selasa, 08 Oktober 2013

Instruksi Penyelenggaraan Milad Muhammadiyah ke-104 H/101 M


PIDATO MILAD MUHAMMADIYAH KE-104 H / 101 M
“MERAIH KEUNGGULAN UNTUK KEMAJUAN BANGSA”

Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta‘ala bahwa hingga saat ini Muhammadiyah telah memasuki usia ke-104 H / 101 M dalam menjalankan risalah Islam di muka bumi ini. Usia yang panjang itu merupakan anugerah Allah Subhanahu Wa Ta‘ala yang sangat bermakna, sekaligus sebagai bukti dari hasil perjuangan yang tidak kenal lelah dari seluruh kekuatan Muhammadiyah disertai kepercayaan masyarakat atas segala misi dakwah dan tajdid yang dilaksanakan oleh Gerakan Islam ini. Tidak mudah bagi sebuah organisasi Islam untuk bertahan dalam rentang lebih satu abad, dengan suka dan duka perjalanan yang dilaluinya.


Banyak hal telah dirintis dan dikhidmatkan Muhammadiyah untuk umat dan bangsa melalui amal usaha dan amalan-amalan dakwahnya untuk kemajuan. Ada pula hal-hal yang belum tergarap dengan baik dan masih menjadi tantangan Muhammadiyah untuk dilaksanakan melalui misi dakwahnya. Berbagai rintangan pun telah banyak dilalui oleh Muhammadiyah dalam rentang usia yang panjang itu. Namun demikian Muhammadiyah tegak berdiri dan terus berkiprah tak kenal lelah untuk mencerahkan kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan universal. Meskipun kadang harus menghadapi rintangan, termasuk pada sebagian hal diabaikan atau disalahmengerti oleh sementara kalangan, Muhammadiyah tetap berjuang mengemban misi dakwah dan tajdid, sehingga sejarah membuktikan betapa Muhammadiyah lahir dan berkiprah untuk membawa negara dan bangsa ini menuju baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur serta mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil-'alamin.


Pembuktian kiprah Muhammadiyah untuk bangsa dan negara secara resmi diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1961 ketika mengangkat Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional. Melalui Surat Keputusan Presiden Soekarno Nomor 657 tanggal 27 Desember l96l dikemukakan empat pertimbangan pengangkatan K.H. Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional, yaitu: (1) K.H. Dahlan telah memelopori kebangunan Umat Islam Indonesia untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat; (2) Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya telah memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya; Ajaran Islam yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan umat, dengan dasar iman dan Islam; (3) Dengan organisasinya Muhammadiyah telah memelopori amal-usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangunan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam; (4) Dengan organisasinya bagian Wanita atau 'Aisyiyah telah memelopori kebangunan wanita bangsa Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria.


Karena itu kalau ada yang mengabaikan atau kurang menghargai kiprah Muhammadiyah, maka hal itu menunjukkan kurangnya penghayatan atas sejarah nasional di mana Muhammadiyah berjuang sejak awal untuk kemerdekaan dan kemajuan Indonesia. Sebaliknya bagi mereka yang mendukung, berempati, dan bekerjasama dengan Muhammadiyah menunjukkan pemahaman dan visi kebangsaan yang konstruktif dalam membaca sejarah bangsa, sekaligus menjadikan Muhammadiyah sebagai bagian integral yang menyatu di tubuh bangsa ini dengan segala kiprah dan pengorbanan yang tanpa pamrih. Muhammadiyah sendiri tidak akan menghitung-hitung amal yang dilakukannya, namun pengungkapan atas kiprah perjuangan tersebut lebih untuk menjadi perenungan dan pembelajaran bagi generasi bangsa agar pandai menghargai jejak pejuangan seluruh anak negeri dan segenap komponen bangsa yang telah meletakkan fondasi kebangsaan di Republik ini.


Muhammadiyah tiga tahun yang lalu (tanggal 3-8 Juli 2010) telah menyelenggarakan muktamar satu abad di kota kelahirannya, Yogyakarta. Muhammadiyah senantiasa istiqamah memajukan kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan universal. Muhammadiyah berkomitmen kuat untuk menjadikan bangsa ini menjadi umat terbaik (khaira ummah) dan negara ini menjadi baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur (negara yang baik dan diampuni Tuhan). Misi Muhammadiyah tersebut ditorehkan sebagai panggilan dakwah mengajak pada kebaikan, menyuruh pada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar mengikuti jejak risalah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta‘ala: 

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yong munkar; merekalah orang-orang yong beruntung.” (QS Ali lmran: 04)


Kini Muhammadiyah berusia l04 tahun. Di tengah suasana memperingati Milad ini, dengan tetap mensyukuri apa yang positif telah diraih bangsa ini, Muhammadiyah sungguh prihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Beban bangsa Indonesia di tengah bayang-bayang ancaman krisis ekonomi global saat ini terbilang berat. Masalah ketenagakerjaan, kemiskinan, kerusakan sumberdaya alam, kondisi masyarakat di daerah-daerah perbatasan, nasib pulau-pulau terluar/terdepan, konflik horizontal, terorisme, dan masalah kedaulatan negara di tengah cengkeraman hegemoni ekonomi-politik dunia. Beban berat itu bukan sekadar dalam bobot masalahnya yang memang kompleks, tetapi pada saat yang sama diperparah oleh penyakit kronis dan menular yang bernama korupsi. Dalam menghadapi masalahmasalah besar tersebut diperlukan langkah-langkah terobosan yang strategis, disertai sikap kepemimpinan yang reformatif, bekarakter moralis, dan berjiwa negarawan.


Muhammadiyah sebagai gerakan bermisi dakwah dan tajdid yang telah berdiri jauh sebelum Republik Indonesia berdiri (merdeka), senantiasa mengutamakan kepentingan dan kemajuan bangsa. Muhammadiyah meyakini bahwa Islam yang menjadi fondasi gerakannya senantiasa menggelorakan spirit kemajuan. Islam itu agama yang berkemajuan, Din al-Hadlarah. Kepada segenap umat Islam kami ajak untuk terus megoptimalkan kerja-kerja keumatan yang membawa pada keunggulan dan kemajuan "lil-izatil Islam wal muslimin" demi kejayaan Islam dan kaum Muslim. Jadilah umat terbaik untuk menyebarluaskan Islam sebagai rahmatan lil-'alamin.


Dalam kehidupan kebangsaan Muhammadiyah senantiasa istiqamah membawa misi dan visi kemajuan. Muhammadiyah sejalan dengan Khittah dan Kepribadiannya menegaskan sikap untuk konsisten dalam beramar ma'ruf dan nahi munkar, berkiprah nyata melalui berbagai amal usaha, serta bekerjasama dengan pemerintah dan seluruh komponen bangsa secara cerdas dan mengedepankan nasib bangsa. Apa yang dilakukan Muhammadiyah melalui berbagai kiprah dakwah dan amal usahanya semuanya terus dikembangkan ke arah keunggulan untuk dikhidmatkan bagi kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal.

Karenanya Muhammadiyah mengajak seluruh elite bangsa untuk benarbenar berkiprah optimal untuk memajukan kehidupan bangsa guna mewujudkan cita-cita nasional di seluruh bidang kehidupan. Kepada semua pihak lebih-lebih para pemimpin bangsa mari tunjukkan sikap konsisten antara kata dan tindakan, menjunjungtinggi moral yang utama, menunaikan amanat rakyat, serta memperjuangkan kepentingan rakyat di atas kepentingan diri, kelompok, dan golongan. Muhammadiyah mengajak pemerintah di seluruh tingkatan untuk semakin meningkatkan komitmen dan kesungguhan dalam memajukan bangsa, disertai sikap mengedepankan keadilan dan kejujuran, berdiri di atas semua golongan, tidak partisan, bermitra dengan seluruh komponen bangsa termasuk Muhammadiyah, dan mampu menunjukkan jiwa kenegarawanan yang utama.


Muhammadiyah juga menyampaikan ajakan dan komitmen moral bahwa dalam membangun bangsa, tidak kalah pentingnya membangun kekuatan karakter atau akhlaq utama di tubuh bangsa ini yang mengedepankan kejujuran, keadilan, kedamaian, keterpercayaan, persaudaraan, kemandirian, dan nilai-nilai moral yang dibangun di atas kebenaran dan kebaikan. Masa depan bangsa ini tergantung pada keutamaan akhlaq warga dan para pimpinannya, disertai sikap jujur dan amanah dalam menunaikan tugas bangsa dan negara. Akhirnya segenap warga bangsa diajak untuk semakin meningkatkan iman dan taqwa sehingga Allah Subhanahu Wa Ta‘ala melimpahkan berkah-Nya untuk bangsa ini sebagaimana janji-Nya:

Artinya: "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertalaua, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, makn Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS Al-A’raf: 96)


Marilah kita berdo'a kepada Allah Subhanahu Wa Ta‘ala, agar umat dan bangsa ini senantiasa berada dalam bimbingan-Nya, dianugerahi nikmat dan karunia-Nya, dijauhkan dari adzab-Nya, dan dilimpahi Ridha-Nya. Amin ya rabb al-'alamin. Nashrun minallah wa fathun qarib.

Yogyakarta, 08 Dzulhijjah 1434 H
3 Oktober 2013 M
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

0 komentar:

Posting Komentar

Monggo meninggalkan komentar terbaik