Minggu, 13 Oktober 2013

[Kurma] Meneladani Jiwa Pembalajar Nabi Ibrahim



“Hai orang-orang yang beriman,apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis.” makalapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikanorang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamukerjakan.” (Q.S. al-Mujadilah: 11).

Bagiseorang muslim menuntut ilmu adalah suatu kewajiban. Islam mengajarkan kitauntuk menjadi pembelajar yang berkelanjutan. Hal ini dijelaskan dalam sebuahhadist yang mengatakan bahwa setiap muslim itu wajib menuntut ilmu sejakdilahirkan hingga ajal menjemputnya. Betapa pentingnya seorang muslim mengilmuisuatu ilmu karena memang ilmu ibarat cahaya dalam kegelapan. Ibarat manualbook Ilmu akan memberikan petunjuk bagi kita dalam menjalani hidup di duniaini. Bahkan dalam konsep amal, ilmu menjadi unsur yang pokok, selain niat. Amalankita akan diterima jika didasari dengan niat dan ilmu yang benar. Amal yangtidak didasari dengan niat yang benar hanya karena Allah maka akan ditolak.Begitupun jika amal tidak berlandaskan ilmu yang benar maka dikhawatirkanamalan itu tertolak karena tidak sesuai dengan tuntunan. Sehingga dalam konteksini upaya mencari ilmu menjadi hal yang sangat penting dan urgensi mengingatsetiap aktivitas kita sudah seharusnya berlandaskan ilmu yang benar agar tidaksalah dalam melangkah.

Berbicara tentang menuntut ilmu ternyata tak semudah yang kita bayangkan. Namun jugatidak sesulit yang kita takutkan. Ada hal yang menarik yang bisa kita teladani dari sosok Nabi Ibrahim AS untuk menjadi seorang pembelajar yang baik.

Keingintahuan Besar dan Sikap Kritis Seorang Ibrahim Muda
Dilahirkan dari seorang bapak yang kafir kepada Allah menjadi hal yang cukup beratdirasakan oleh Ibrahim muda. Semenjak kecil sang Ayah yang juga sebagai pembuatberhala tentu tidak mengenalkan sang Anak dengan Allah sebagai tuhannya.  Sang ayah mengajari bahwa Tuhan mereka adalahberhala. Ibrahim muda adalah seorang yang cerdas dan kritis menanggapi itusemua. Ibrahim tak puas dengan apa yang diajarkan ayahnya. Ketidakpuasanditambah dengan sikap kritis itulah yang menyebabkan Ibrahim tergerak untuk mencari,mencari, dan mencari Tuhan yang memang benar itu siapa. Petualangan pencarian Tuhanpun berlangsung hingga Ibrahim mengira Tuhannya adalah bulan, matahari, danseterusnya. Sampai akhirnya dia mendapatkan bahwa Tuhannya adalah dzat yangmenciptakan dia dan seluruh alam semesta ini. Dari sinilah kita bisa meneladanibetapa besar keingintahuan dari seorang Ibrahim Muda dalam memecahkan suatutanda tanya dalam hidupnya. Dan yang juga perlu kita contoh adalah semangatpencarian dari keingintahuan beliau. Keingintahuan yang besar tak hanyaberhenti pada pemikiran saja, namun juga terimplementasikan dalam aksi nyatauntuk mencari jawabannya. Semoga kita sebagai generasi pembelajar bisa belajardari ibrahim untuk kritis dalam menyikapi sesuatu dan rasa keingintahuan yang besar pada suatu hal yang termanifestasikan dalam aksi nyata.

Sabar dalam Mengilmui Suatu Hal
NabiIbrahim adalah sosok nabi yang mempunyai kesabaran yang luar biasa. Masih ingatbetul disaat Nabi Ibrahim harus menanti untuk mendapatkan momongan, beliauharus menunggu hingga usiannya sekitar 90 tahun. Penantian yang tak hanyakosong dalam stagnasi usaha. Namun Nabi Ibrahim setiap waktu menyambutpenantian itu dengan doa-doa yang terus terpanjatkan kepada-Nya, selaintentunya berusaha. Inilah arti sebuah kesabaran yang bisa kita teladani. Dalammenginginkan suatu hal kita perlu bersabar dalam mencapainnya, termasuk dalamproses mencari ilmu. Dalam mencari ilmu kita perlu sabar dalam menempuh prosespembelajaran itu. Sabar dalam menghadapi segala godaan yang menghalangi danmenjadi onak duri dihadapan kita. Sabar dalam menjaga semangat pembelajarsehingga tetap istiqamah di jalan pencarian ilmu ini. Kemudian hal yangterpenting juga adalah kita harus mengisi kesabaran kita dengan doa dan usahayang senantiasa saling beriringan.
Kesabaransangat penting bagi para pemburu ilmu. Al-Imam Ibnul Madinimeriwayatkan bahwa Asy-Sya’bi pernah ditanya : “Dari mana kamu mendapat ilmuitu semua?” Beliau menjawab : “Dengan meniadakan penyadaran, menempuh perjalananke berbagai negeri, dan kesabaran seperti sabarnya benda mati, danbergegas-gegas pagi-pagi seperti burung gagak”. (At-Tadzkiroh,Adz Dzahabi). Menuntut ilmu bukan hal yang instant, kita belajar kita langsungdapat ilmu yang kita inginkan. Bukan seperti itu, namun mencari ilmu adalahproses yang panjang. Apalagi kita tahu bahwa mencari Ilmu itu sebuah masa yangcukup panjang bagi kita, bayangkan saja kita sebagai seorang muslim diwajibkanmenuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat. Menuntut ilmu bukan hanya dalamkonteks akademik apalagi hanya sebatas mengikuti anjuran pemerintah yaknimemenuhi tuntutan Wajib Belajar 12 Tahun. Menuntut ilmu bagi seorang muslimadalah berkelanjutan dan tiada akhir. Sehingga tentu perlu kesabaran yang luarbiasa sebagai kekuatan dalam menjaga semangat berkelanjutan dalam menuntutIlmu. Dan dengan sabarlah ilmu kita akan bertahan dan dengan sabarlah ilmu akandidekatkan dengan pencarinya.

Ikhlas dan Taat Menjalani Perintah 
Ikhlasdalam melaksanakan ketaatan. Memiliki anak adalah kebanggaan para orangtua.Begitu sayangnya, para orangtua akan berupaya mati-matian menjaga keselamatanbuah hatinya. Nabi Ibrahim AS setelah sekian lama menunggu dianugerahi seoranganak, disaat anak itu sudah dewasa Allah memerintahkan untuk menyembelihnya. Menyembelihanak sendiri sungguh sangatlah sulit dilakukan walaupun hal tersebut atasperintah Allah SWT. Hanya orang yang benar-benar ikhlas semata-mata mengharapridha Allah SWT yang mampu melaksanakannya. Nabi Ibrahim as adalah contoh kongkretnya.Berbeda halnya dengan kita, kadang berkurban pun masih sempat-sempatnya inginpamer ketaatan kepada manusia. Membuktikanketaatan kepada Allah SWT, tak mungkin hanya setengah-setengah ataualakadarnya. Haruslah totalitas dan kaffahmenjalani perintah Allah itu. Banyak sekali firman Allah SWT yang menyinggungmasalah pengorbanan dalam pembuktian ketaatan. Misalnya Allah SWT berfirman(yang artinya): Katakanlah, ‘Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian,saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, kaum keluarga kalian, hartakekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatiri kerugiannya,dan tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai dari Allah danRasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allahmendatangkan keputusan-Nya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orangyang fasik.”(QS at-Taubah [9]: 24).   Ketaatanadalah salah satu modal utama bagi para pembelajar. Sebagai pembelajar yangsenantiasa haus akan ilmu kita perlu taat dalam menjalani proses pencarian ilmuitu. Dalam kenyataannya, kita bisa menggunakan konsep ketaatan ini saat kitadiberikan perintah oleh guru kita. Seperti Nabi Ibrahim saat diberikan perintaholeh Allah, kita tidak usah banyak tanya dan banyak cakap. Kalau kita sudahpercaya kepada Guru kita, segeralah melaksanakan perintah itu.  Begitupun terhadap perintah Allah lainnya,kita harus senantiasa menjalani perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.Jangan sampai sebagai pembelajar kita justru sering bermaksiat dan berbuatkhilaf. Hal ini akan menjadi penghalang terhadap ilmu-ilmu untuk sampai kepadakita. Demikian jiwa pembelajar yangdiajarkan oleh Bapak dari Para Nabi yakni Nabi Ibrahim AS. Kritis terhadaplingkungan kita dan memiliki keingintahuan yang besar sebagai langkah awal kitadalam mencari ilmu. Kemudian mencari ilmu dengan penuh kesabaran dan tak kenallelah akan berbagai onak duri, selalu menjaga semangat berkelanjutan dalam jiwakita. Terakhir kita harus ikhlas dan taat dalam menjalani proses yang ada sertatentunya jangan lupa kita niatkan bahwa menuntut ilmu adalah ibadah dan bentukrasa syukur kita kepada Allah. Kalau sudah seperti itu insya Allah ilmu akandidekatkan kepada para pembelajar yang haus akan ilmu. Semoga kita termasukhamba-Nya yang senantiasa diberikan kekuatan untuk tetap istiqamah dalam menapakijalan pencarian ilmu. Dikuatkan untuk menahan lelahnya menuntut ilmu, agarterhindari dari perihnya kebodohan.
Nuun Wal Qalami Wa Maa Yasthuruun.

Diambil dari:
www.facebook.com/notes/pc-ipm-imo-imogiri/kurma-meneladani-jiwa-pembalajar-nabi-ibrahim/562060530529816


0 komentar:

Posting Komentar

Monggo meninggalkan komentar terbaik