Jumat, 11 Oktober 2013

Kecerdasan Indra Sjafri Bikin Bingung Pelatih Lawan


Indra Sjafri/Antara

JAKARTA - Ketika pemain mulai menurunkan tensi permainan pada 20 menit terakhir padahal perlu menang besar saat Indonesia versus Filipina pada kualifikasi Piala Asian Football Federation (AFC) U-19 Grup G di Stadion Gelora Bung Karno Kamis malam, 10 Oktober 2013, pelatih Indra Sjafri memasukkan dua pemain kunci, Paulo Oktavianus Sitanggang dan Yabes Roni Malaifani.
Hasilnya, kedua pemain itu mampu menggelar kerja sama apik yang menjebol gawang Filipina yang dikawal Romeo Bayan pada menit ke-83. Umpan terobosan Paulo Sitanggang berhasil dikonversi dengan jitu menjadi gol kedua oleh Yabes Roni Malaifani, pemain asal Alor, Nusa Tenggara Timur.
Masuknya dua pemain tersebut merupakan realisasi pikiran Indra Sjafri yang cerdas dalam melakukan rotasi pemain. Dia seperti tidak menerapkan pola tertentu pemain mana saja yang menjadi pemain utama dan mana pula yang lebih berperan sebagai pemain pengganti. Dia juga tahu memilih waktu yang tepat kapan memasukkan pemain baru dan siapa yang harus dimasukkan.
Pemilihan Yabes itu pun gambaran kecerdasan Indra, mantan pelatih PSP Padang. Yabes bukanlah anggota skuat yang menjuarai Piala Asean Football Federation (AFF) pada September 2013 lalu. Istilah “jangan mengganti the winning team” tidak berlaku bagi Indra Sjafri.
Kecerdasan dalam merotasi pemain ala Indra Sjafri benar-benar membuat bingung pelatih lawan. Ketika di Piala AFF U-21 2013, Indra Sjafri memainkan Maldini Pali sebagai starting XI dalam dua pertandingan awal. Namun, pada pertandingan berikutnya, Maldini jadi pemain pengganti yang mampu membangkitkan gairah baru sehingga kualitas permainan tim tetap terjaga secara konsisten.
Pelatih calon lawan yang menyusun skema permainan dengan memasukkan Maldini Pali sebagai pemain yang harus diwaspadai pun akhirnya jadi kebingungan. Mereka tidak mendeteksi strategi rotasi permainan ala Indra Sjafri dan tidak siap dengan racikan baru manakala melihat pemain yang diperkirakannya diturunkan oleh Indra Sjafri ternyata tidak dimainkan.
Lihat pula di partai final Piala AFF U-19 2013 Indonesia versus Vietnam. Paulo Sitanggang yang diprediksi bisa menjadi salah satu kartu truf—entah apa yang ada dalam pemikirannya—tidak diturunkan sama sekali oleh Indra Sjafri. Padahal Vietnam jelas bukan lawan yang gampang ditaklukkan.
Hal yang mirip dengan itu terlihat dalam pertandingan matchday kedua babak kualifikasi Piala AFC U-23 Indonesia versus Filipina, Indra Sjafri memilih sama sekali tidak menurunkan Maldini Pali.
Akan sangat menarik pada menit keberapa Maldini Pali diturunkan oleh Indra Sjafri ketika berlangsung pertandingan yang statusnya mirip final—karena menentukan lolos tidaknya ke putaran final Piala AFC di Myanmar 2014—melawan Korsel pada Sabtu, 12 Oktober 2012. Atakukah justru Paulo Sitanggang sama sekali tidak diturunkan sebagaimana final Piala AFF melawan Vietnam?
Pertandingan Indonesia versus Korsel jadi ujian yang sesungguhnya seberapa jauh kapasitas kecerdasan Indra Sjafri dalam merotasi pemain. Dia telah mengesampingkan Maldini ketika lawan Filipina dan hasilnya Indonesia hanya menang 2-0 alias defisit dua gol dibandingkan dengan selisih gol yang dimiliki Korsel dan memaksa Indonesia harus menang lawan Tim Ginseng di laga terakhir.
Apakah Indra menyimpan Maldini demi sebuah kemenangan melawan Korsel? (Kabar24.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Monggo meninggalkan komentar terbaik